Hakim Justice Floyd mengatakan perintah penundaan penjualan Liverpool yang dijatuhkan oleh sebuah pengadilan di Texas AS, hanya berlaku hingga Jumat pukul 1600 waktu Inggris.
Setelah itu Liverpool bisa dijual pada New England Sports Ventures, NESV, kelompok usaha yang juga menjadi pemilik klub baseball terkenal As, Boston Red Sox.
Setelah putusan hakim Floyd itu, Hicks dan Gillett justru membawa kasus mereka kembali ke negara bagian Texas, yang hari ini dijadwalkan akan mengeluarkan putusan terkait masasah ini, tiga jam menjelang tenggat waktu yang ditetapkan hakim.
Sebagian besar direksi dalam manajemen Liverpool ingin menjual klub papan utama Liga Inggris itu kepada NESV, namun nilai penjualan yang hanya mencapai £300 juta (Rp 4,2 triliun) membuat Hicks dan Gillett keberatan karena hanya merupakan sekitar separoh harga pasar Liverpool saat ini.
Terancam degradasi
Pada hari yang sama, klub yang berjuluk The Reds ini juga harus melunasi utang senilai £240 juta ( Rp3,4 triliun) kepada Royal Bank of Scotland (RBS) untuk menghindari sanksi administrasi dari Federasi Sepakbola Inggris.
Sebagai konsekuensinya, Liverpool bisa kena hukuman dikurangi sembilan angka dan merosot ke peringkat paling bawah dalam Liga Utama, atau sudah pasti masuk tim degradasi.
Ancaman ini sangat merisaukan penggemar Liverpool karena kinerja klub yang buruk akhir-akhir ini.
Merosot ke zona degradasi pernah terjadi pada Porthsmouth, yang juga gagal membayar utang akibat persoalan keuangan parah musim lalu.
"Kami hampir lolos," kata Direktur Liverpool, Martin Broughton.
"Kami tinggal tunggu perintah penundaannya (dicabut) saja," tambahnya.
Broughton mengatakan harapan direksi The Reds adalah agar bos NESV, John W Henry, sudah berada di lapangan pada tanding Liverpool lawan Everton hari Minggu (17/10) nanti, sebagai pemilik baru Liverpool.
sumber
Posted by 17.53 and have
0
comments
, Published at
Tidak ada komentar:
Posting Komentar