Di Indonesia terdapat beberapa spesies lele yang telah dikenal dan dibudidayakan.Adapun klasifikasi lele secara lengkap menurut Weber de Beaufort (1965) dalam Suyanto (1991) dapat dilihat sebagai berikut:
Kelas : Pisces
Sub Kelas : Telestei
Ordo : Ostariophysi
Sub Ordo : Siluridae
Famili : Claridae
Genus : Clarias
Spesies : Clarias sp.
Di Indonesia setidaknya terdapat enam jenis keluarga ikan berkumis ini, sebagian spesies pribumi dan sebagian lagi spesies asing, yang dapat dikembangkan.. Keenam jenis lele tersebut adalah:
1. Clarias batrachus dikenal sebagai ikan lele (Jawa), ikan kalang (Sumatera Barat), ikan maut (Sumatera Utara), dan ikan pintet (Kalimantan Selatan).
2. Clarias teysmani dikenal sebagai lele kembang (Jawa Barat), kalang putih (Padang).
3. Clarias melanoderma dikenal sebagai ikan duri (Sumatera Selatan), wais (Jawa Tengah), wiru (Jawa Barat).
4. Clarias nieuhofi dikenal sebagai ikan lindi (Jawa), limbat (Sumatera Barat), kaleh (Kalimantan Selatan).
5. Clarias loiacanthus dikenal sebagai ikan keli (Sumatera Barat), ikan penang (Kalimantan Timur).
6. Clarias gariepinus, yang dikenal sebagai lele dumbo atau King Cat Fish, spesies asing yang berasal Afrika.
Usaha budi daya lele terbukti banyak membantu perekonomian masyarakat di Thailand, India, Filipina dan Indonesia. Setiap tahunnya, Thailand memproduksi sekitar 970 kg lele dari 100 meter pesegi kolam. Daerah Asam, India, mampu berproduksi rata-rata 1.200 kg lele per hektar lahan.
Sebagai alat bantu untuk berenang, lele memiliki tiga buah sirip tunggal, yaitu sirip punggung, sirip ekor, dan sirip dubur. Lele juga memiliki sirip berpasangan, yaitu sirip dada dan sirip perut. Sirip dada dilengkapi dengan sirip yang keras dan runcing yang disebut dengan patil. Patil ini berguna sebagai senjata dan alat bantu untuk bergerak di lumpur ataupun di darat (Khairuman dan Amri, 2002).
Lele memiliki organ aborescent atau insang tambahan yang dikenal pula dengan sebutan labirin. Dengan alat ini, lele dapat hidup di dalam lumpur atau air yang hanya mengandung sedikit oksigen. Lele juga mampu mengeluarkan lendir tubuh untuk mencegah kekeringan, dan dapat bertahan hidup di luar air (darat) dalam beberapa jam, asalkan udara di sekitarnya cukup lembab (Skelton, 1993).
Lele selain biasa hidup di perairan tawar yang tenang seperti danau, waduk, kolam dan genangan air, tetapi juga terdapat di sungai yang mengalir (Tuegles, 1986). Termasuk kedalam hewan omnivora yang cenderung karnivora dan merupakan hewan dasar. Food habit lele dumbo di alam adalah serangga, plankton, invertebrata dan ikan kecil, selain itu juga dapat memakan burung muda, daging busuk, dan tanaman (Skelton, 1993).
Lele pada umumnya mencapai kematangan gonad untuk pertama kalinya setelah berukuran 100 gram atau sekitar 4-5 bulan pemeliharaan, dengan fekunditas mencapai 30.000 butir/kg induk ikan betina (BBATS, 2003). Telur lele yang sudah dibuahi, akan menetas setalah 24-40 jam yang bergantung pada suhu media (Skelton, 1993). Pada habitat alami, lele memijah pada awal musim penghujan, yaitu dengan cara menempatkan telur pada tumbuhan, akan tetapi pada kolam pemijahan buatan, lele mampu memijah sepanjang tahun (BPPP, 1992). Pertumbuhan lele terhitung lebih cepat dibandingkan dengan jenis ikan air tawar lainnya. Pada usia yang sama, lele jantan berukuran lebih besar dibanding betina (Skelton, 1993).
Selengkapnya Download
Posted by 14.18 and have
0
comments
, Published at
Tidak ada komentar:
Posting Komentar